Penulis Anis Fuadi | 27 Oktober, 2016 | 15:36
Presiden RI ke-2, Jenderal Besar (purn) HM Soeharto
JAKARTA (SenayanPost.Com) – Sebanyak 27 orang
tergabung dalam Forum ’65 yang mengatasnamakan diri korban kekerasan hak
asasi manusia mendatangi Gedung Kementerian Sosial untuk menyampaikan
aspirasi menolak pengangkatan mendiang Presiden RI ke-2, HM Soeharto
sebagai pahlawan nasional.
Usia yang sudah tua tak jadi alasan mereka untuk beraksi. Sejak pukul 09:30 WIB mereka sabar menunggu di lobi untuk bertemu pihak Kemensos.
“Kami datang untuk memberikan petisi menolak Soeharto sebagai pahlawan nasional. Informasi yang berkembang, bahwa surat penetapan terhadap Soeharto sebagai pahlawan itu sudah sudah diteken,” kata anggota Forum ’65 Bedjo Untung.
Bedjo yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) ’65 mengklaim semua korban kekerasan HAM di masa lalu akan kecewa bila mantan Presiden itu menjadi pahlawan nasional. Perjuangan mereka untuk bertahan hidup sejak dulu seperti sia-sia belaka.
Pukul 10:35 WIB pihak Kemensos menerima Forum ’65 untuk dialog. Mereka disambut oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Hartono Laras, yang mewakili Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang berhalangan hadir.
Dalam dialog itu Forum ’65 menyampaikan keluh kesahnya. Mereka menilai Soeharto tidak layak diangkat sebagai pahlawan nasional. Selain melakukan pelanggaran HAM, menurut mereka Soeharto juga melakukan korupsi saat menjabat sebagai Presiden Indonesia.
“Intinya kami ingin minta kejelasan, betulkah Soeharto sudah dimasukkan nominasi pahlawan nasional yang ditetapkan 10 November nanti. Kalau betul, kami minta dibatalkan,” kata Koordinator Forum ’65 Bonie Setiawan.
Dalam dialog itu, Bonie menyatakan bahwa Soeharto sama sekali tidak memenuhi syarat-syarat untuk jadi pahlawan nasional.
Sebelumnya Forum ’65 juga sudah membuat petisi secara online pada situs Change.org terkait penolakan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Ketua Harian Lembaga Penelitian Korban Peristiwa ’65 yang juga tergabung dalam Forum ’65, Djoko Purwanto, menyampaikan pendapat serupa. Djoko juga memperlihatkan salinan berita yang menyatakan bahwa pengangkatan gelar pahlawan Soeharto sudah ‘clear’.
“Gelar pahlawan Soeharto ini harus ditolak. Dia koruptor, menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan pelanggar HAM. Saya sudah kirim (pesan) ke Pak Jokowi, gelar pahlawan itu harus ditolak,” kata Djoko.
Usia yang sudah tua tak jadi alasan mereka untuk beraksi. Sejak pukul 09:30 WIB mereka sabar menunggu di lobi untuk bertemu pihak Kemensos.
“Kami datang untuk memberikan petisi menolak Soeharto sebagai pahlawan nasional. Informasi yang berkembang, bahwa surat penetapan terhadap Soeharto sebagai pahlawan itu sudah sudah diteken,” kata anggota Forum ’65 Bedjo Untung.
Bedjo yang juga menjabat sebagai Ketua Yayasan Penelitian Korban Pembunuhan (YPKP) ’65 mengklaim semua korban kekerasan HAM di masa lalu akan kecewa bila mantan Presiden itu menjadi pahlawan nasional. Perjuangan mereka untuk bertahan hidup sejak dulu seperti sia-sia belaka.
Pukul 10:35 WIB pihak Kemensos menerima Forum ’65 untuk dialog. Mereka disambut oleh Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial dan Penanggulangan Kemiskinan, Hartono Laras, yang mewakili Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa yang berhalangan hadir.
Dalam dialog itu Forum ’65 menyampaikan keluh kesahnya. Mereka menilai Soeharto tidak layak diangkat sebagai pahlawan nasional. Selain melakukan pelanggaran HAM, menurut mereka Soeharto juga melakukan korupsi saat menjabat sebagai Presiden Indonesia.
“Intinya kami ingin minta kejelasan, betulkah Soeharto sudah dimasukkan nominasi pahlawan nasional yang ditetapkan 10 November nanti. Kalau betul, kami minta dibatalkan,” kata Koordinator Forum ’65 Bonie Setiawan.
Dalam dialog itu, Bonie menyatakan bahwa Soeharto sama sekali tidak memenuhi syarat-syarat untuk jadi pahlawan nasional.
Sebelumnya Forum ’65 juga sudah membuat petisi secara online pada situs Change.org terkait penolakan Soeharto sebagai pahlawan nasional.
Ketua Harian Lembaga Penelitian Korban Peristiwa ’65 yang juga tergabung dalam Forum ’65, Djoko Purwanto, menyampaikan pendapat serupa. Djoko juga memperlihatkan salinan berita yang menyatakan bahwa pengangkatan gelar pahlawan Soeharto sudah ‘clear’.
“Gelar pahlawan Soeharto ini harus ditolak. Dia koruptor, menggunakan kekuasaan untuk kepentingan pribadi dan pelanggar HAM. Saya sudah kirim (pesan) ke Pak Jokowi, gelar pahlawan itu harus ditolak,” kata Djoko.
https://www.senayanpost.com/datangi-kemensos-forum-65-tolak-soeharto-jadi-pahlawan-nasional/
0 komentar:
Posting Komentar