Oleh: Debby Utomo - 03 October 2019
Sejarah kelam jangan sampai dilupakan!
Delacroix Musik, band yang terbentuk di Yogyakarta pada tahun 217 ini meluncurkan single dan video lirik berjudul “Kisah di Kamis Malam” pada Senin (30/09) sebagai respons mereka terhadap sejarah kelam tragedi 1965.
Sang vokalis, Alexander Haryanto, mengatakan, alasan mereka mengangkat persoalan 65' ke dalam lagu karena merasa tersentuh dengan kisah hidup para korban dan survivor yang masih hidup hingga saat ini namun masih mendapat stigma buruk di masyarakat. Menurut mereka bahkan ada yang terhinakan dan dikucilkan, padahal bagia Alexander mereka tidak bersalah lantaran tidak pernah diputuskan lewat putusan pengadilan. "Selama ini isu 65' telah menjadi komoditas politik yang muncul setiap tahun politik, bahkan dihadirkan untuk menakut-nakuti masyarakat, namun gagal memahami isu besar bahwa ada banyak korban tak bersalah yang telah dinistakan oleh rekayasa sejarah," imbuh Alexander, dikutip dari press release.
Para korban ini, mendapat hukuman penjara bahkan harus kehilangan nyawa hanya karena tuduhan yang mereka sendiri tidak pernah melakukannya, seperti yang dialami oleh Soekardjo Wilardjito, salah satu sekuriti Istana Bogor era Presiden Sukarno, yang dihukum penjara selama 14 tahun tanpa proses pengadilan. Sastrawan besar Pramoedya Ananta Toer, penulis novel Bumi Manusia juga pernah menjadi korban penjara belasan tahun karena menjadi pihak yang dituduh.
Sementara itu, sang keyboardis Adi Wijaya menambahkan, tragedi 65' juga terjadi pembantaian besar-besaran, yang menurut sejarawan, mencapai 500 ribu sampai satu juta jiwa bahkan bisa lebih dari itu. Padahal, kehilangan satu nyawa pun tak dapat dibenarkan. Meski sudah terjadi hingga lebih dari setengah abad, luka masa lalu ini tak pernah diselesaikan oleh negara, tetapi justru dijadikan komoditas politik menjelang bulan September.
Dalam lagu berjudul “Kisah di Kamis Malam” ini, Delacroix dibantu oleh Momo Biru, eks vokalis band rock Captain Jack, dibagian mixing dan mastering. Sementara pengerjaan video lirik dibantu oleh Pepen Opehelia bagian editing dan Victor J bertindak sebagai art director dari Anak Rimba Studio, lagu ini dirilis oleh label rekaman independen Hell Hammer Record asal Yogyakarta.
Band yang diperkuat oleh Alexander Haryanto (vokal, gitar), Adi Wijaya (piano, keyboard) dan Tito (drum) ini sebelumnya udah pernah merilis mini album bertajuk Nyanyian Sang Enggang yang dirilis di bawah naungan Hell Hammer Record.
0 komentar:
Posting Komentar