Sabtu 23 September 2017, 14:33 WIB | Usman Hadi
KH Abdul Muhaimin (Foto: Usman Hadi/detikcom)
Sleman - Pengasuh Ponpes Nurul Ummahat, Kotagede, Yogyakarta, KH Abdul Muhaimin, meminta masyarakat tidak terlalu paranoid dengan isu bangkitnya PKI. Menurutnya isu itu telah dipolitisasi sejumlah kalangan dan 'digoreng' para aktivis genit yang suka mencari masalah.
"Saya tidak begitu khawatir. Tidak perlu masyarakat paranoid dengan PKI," kata Muhaimin saat ditemui di sela-sela seminar 'Penanggulangan Radikalisme dan Intoleransi Melalui Bahasa Agama', di Sleman, Sabtu (23/9/2017).
Saat ini isu kebangkitan PKI, kata Abdul Muhaimin, dipolitisir sejumlah kalangan sehingga memunculkan kegaduhan berlebihan di tengah-tengah masyarakat yang khawatir dengan isu bangkitnya komunisme.
Muhaimin juga menyoroti para aktivis demokrasi di Indonesia yang disebutnya genit, terlalu memainkan isu yang berkaitan dengan sejarah kelam 1965. Akibatnya muncul respon dari masyarakat dalam menyikapi kegiatan para aktivis tersebut.
"Aktivis genit itu aktivis yang golek gara-gara (mencari masalah). Kalau LBH mengadakan acara (berkaitan dengan sejarah 1965), kan sama saja yang menggoreng (isu). Padahal jelas situasinya tidak menguntungkan, kok buat masalah," tandas salah satu pendiri Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) tersebut.
(mbr/mbr)
"Saya tidak begitu khawatir. Tidak perlu masyarakat paranoid dengan PKI," kata Muhaimin saat ditemui di sela-sela seminar 'Penanggulangan Radikalisme dan Intoleransi Melalui Bahasa Agama', di Sleman, Sabtu (23/9/2017).
Saat ini isu kebangkitan PKI, kata Abdul Muhaimin, dipolitisir sejumlah kalangan sehingga memunculkan kegaduhan berlebihan di tengah-tengah masyarakat yang khawatir dengan isu bangkitnya komunisme.
"Aktivis genit itu aktivis yang golek gara-gara (mencari masalah). Kalau LBH mengadakan acara (berkaitan dengan sejarah 1965), kan sama saja yang menggoreng (isu). Padahal jelas situasinya tidak menguntungkan, kok buat masalah," tandas salah satu pendiri Forum Persaudaraan Umat Beriman (FPUB) tersebut.
(mbr/mbr)
Sumber: DetikNews
0 komentar:
Posting Komentar