Kompas.com - 18/09/2017, 14:10 WIB
Ketua Bidang Advokasi YLBHI Muhammad Isnur saat memberikan keterangan pers terkait pengepungan kantor YLBHI oleh ratusan massa pada Minggu (17/9/2017) malam hingga Senin (18/9/2017) dini hari. Isnur diwawancarai oleh sejumlah wartawan di kantor Komnas Perempuan, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2017).
JAKARTA, KOMPAS.com - Ketua Bidang Advokasi Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia ( YLBHI) M Isnur mengatakan, YLBHI sempat khawatir jika acara yang digelar di Kantor YLBHI mendapatkan tekanan massa.
Ia mengatakan, sejak Jumat (15/9/2017), YLBHI sudah melihat adanya potensi pergerakan massa yang ingin melakukan serangan ke Kantor YLBHI di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat.
"Sejak Jumat sudah viral di media sosial propaganda hoaks, instruksi-instruksi untuk menyerbu LBH (YLBHI)," kata Isnur, dalam konferensi pers di Komnas Perempuan, Jakarta, Senin (18/9/2017).
Menurut Isnur, mereka ingin acara seminar terkait peristiwa 1965 yang sedianya digelar Sabtu (16/9/2017) dibatalkan.
Proses evakuasi massa yang tertahan di dalam kantor YLBHI, Jakarta Pusat, Senin (18/9/2017) dini hari. Sekitar ratusan massa mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu (17/9/2017) hingga Senin (18/9/2017) dini hari. Awalnya, sekitar pukul 21.30, puluhan massa tanpa spanduk dan atribut aksi menggelar unjuk rasa di depan kantor YLBHI. Mereka berorasi, meminta pihak YLBHI menghentikan acara yang digelar di dalam gedung sejak sore. Mereka menuding acara tersebut merupakan sebuah diskusi soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI). Tidak hanya berorasi, mereka juga meminta untuk masuk ke dalam kantor YLBHI Ganyang PKI! Ganyang PKI, teriak puluhan massa aksi itu. Massa aksi terus meneriakkan kata-kata yang cenderung kasar karena pihak YLBHI tidak bisa
Dengan dibatalkannya acara itu, YLBHI kemudian membuat acara bertajuk "Asik Asik Aksi" pada Minggu (17/9/2017).
Akan tetapi, massa menggeruduk Kantor YLBHI usai acara tersebut digelar. Kericuhan pun pecah pada Senin dini hari.
"Dan semalam itu kayaknya, nampaknya puncaknya gitu," kata dia.
Ia mengatakan, berdasarkan informasi yang diperoleh YLBHI, ada sejumlah situs dan pesan yang beredar di media sosial menuduh pihaknya terkait dengan PKI.
"Kami dapat informasi beberapa nama situs-situs atau web atau sosial media dikerahkan untuk menyerbu LBH dengan tuduhan bahwa LBH mengadakan acara berbau komunis atau PKI," kata dia.
Sementara, Direktur NU Online, Savic Ali, yang juga berada di lokasi kejadian, mengatakan, pada malam itu massa yang menggeruduk YLBHI sangat banyak.
Menurut dia, sulit untuk mengetahui siapa aktor utama penggerak massa tersebut. Sebab, ujaran kebencian yang bergulir sejak beberapa hari sebelumnya telah viral secara luas.
Bahkan, di lokasi kejadian ada sejumlah orang yang menuding bahwa di dalam YLBHI tengah berlangsung kongres PKI.
"Jadi kami enggak tahu, saya sendiri enggak meyakini bahwa mereka korban atau bukan, tapi jelas mereka sadar bahwa yang mereka lakukan itu apa. Jadi, ini lebih terorganisasi," kata Savic.
Sebelumnya, Ratusan orang tanpa atribut mengepung kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia (YLBHI) di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Minggu malam hingga Senin dini hari.
Mereka menggelar unjuk rasa di depan Kantor dan meminta pihak YLBHI menghentikan acara yang digelar di dalam gedung sejak sore.
Mereka menuding acara tersebut merupakan sebuah diskusi soal kebangkitan Partai Komunis Indonesia (PKI).
PenulisFachri Fachrudin
EditorInggried Dwi Wedhaswary
Sumber: Kompas.Com
0 komentar:
Posting Komentar