Reporter: Arman Dhani & Hendra Friana | 18 September, 2017
Bentrokan terjadi saat polisi berusaha membubarkan massa yang berada di Depan Gedung LBH, Jakarta, Senin (18/09/2017). tirto.id/Andrey Gromico
Para peserta acara di gedung LBH Jakarta melewati jam-jam yang menegangkan saat ratusan massa berdemo di depan gedung LBH Jakarta, Jalan Mendut, Menteng, Jakpus, kemarin malam.
Acara simpatik, Asik Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi yang digelar di gedung LBH Jakarta Minggu (17/9) awalnya biasa-biasa saja tak ada kerumunan massa.
Berdasarkan pantauan Tirto di lokasi acara, Minggu sore sekitar pukul 17.00 memang sempat ada demo beberapa orang dalam jumlah kecil yang meminta acara dibubarkan. Namun, acara tetap berlanjut dengan pengawasan dari panitia penyelenggara yang terbilang ketat.
Saat acara itu akan berakhir pada malam hari, konsentrasi massa ke kawasan Jalan Mendut dan Diponegoro, Jakarta Pusat mulai berdatangan. Seratusan massa mulai muncul sekitar pukul 22.00 WIB (17/9) berkumpul di pintu gerbang gedung LBH Jakarta.
Pihak LBH lantas melakukan evakuasi terhadap pengunjung acara dan membuat barikade di dalam gedung dan pintu gerbang. Jumlah pengunjung yang ada di LBH sekitar seratusan orang, mereka adalah manula, perempuan, dan pengunjung lain.
Saat pendemo masih di depan gedung LBH, Minggu malam itu, pantauan Tirto, suasana di dalam gedung LBH agak tegang. Diperparah, orang-orang yang berada di gedung mengalami kekurangan pasokan logistik makanan dan minuman. Di dalam gedung hanya ada satu galon air untuk ratusan orang untuk menghilangkan dahaga. Para peserta mesti berbagi air antar sesama peserta di gedung LBH Jakarta.
Sedangkan di luar gedung, massa sempat merangsek masuk, mereka tidak percaya di dalam gedung LBH hanya acara pentas seni. Mereka menduga LBH Jakarta jadi sebuah tempat konsolidasi komunis. Pihak LBH menolak segala tuduhan bahwa LBH menyelenggarakan acara terkait PKI bahkan soal adanya anggapan nyanyian yang identik soal PKI.
"Acara ini terbuka, kami mengumumkan di media sosial," kata Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Al Ghifari Aqsa di gedung LBH Jakarta.
Menurutnya lagu dalam acara tersebut bukan genjer-genjer seperti yang dituduhkan oleh massa aksi, melainkan lagu-lagu ciptaan masing-masing musisi dan band yang tampil di acara tersebut.
"Ini darurat demokrasi. Massa (di depan) diprovokasi broadcast hoax seolah ada nyanyi lagu genjer-genjer, padahal itu hoax, padahal nyanyinya Indonesia Raya," katanya saat dihubungi Tirto, Senin (18/9/2017).
Sebelum adanya evakuasi pada pukul 03.00 dini hari (18/9), ratusan orang yang sebelumnya hadir ke acara tersebut sempat terjebak lantaran kondisi di luar gedung LBH tak kondusif karena dikerumuni massa.
Kegiatan 'Asik-Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi' tak terlepas dari kejadian sebelumnya, Sabtu siang lalu (16/9), gedung LBH Jakarta juga didemo oleh massa, yang merangsek meminta penghentian acara seminar soal peristiwa 1965. Selain itu, aparat kepolisian juga memaksa masuk ke gedung LBH untuk membubarkan kegiatan.
Berdasarkan pantauan Tirto di lokasi acara, Minggu sore sekitar pukul 17.00 memang sempat ada demo beberapa orang dalam jumlah kecil yang meminta acara dibubarkan. Namun, acara tetap berlanjut dengan pengawasan dari panitia penyelenggara yang terbilang ketat.
Saat acara itu akan berakhir pada malam hari, konsentrasi massa ke kawasan Jalan Mendut dan Diponegoro, Jakarta Pusat mulai berdatangan. Seratusan massa mulai muncul sekitar pukul 22.00 WIB (17/9) berkumpul di pintu gerbang gedung LBH Jakarta.
Pihak LBH lantas melakukan evakuasi terhadap pengunjung acara dan membuat barikade di dalam gedung dan pintu gerbang. Jumlah pengunjung yang ada di LBH sekitar seratusan orang, mereka adalah manula, perempuan, dan pengunjung lain.
Saat pendemo masih di depan gedung LBH, Minggu malam itu, pantauan Tirto, suasana di dalam gedung LBH agak tegang. Diperparah, orang-orang yang berada di gedung mengalami kekurangan pasokan logistik makanan dan minuman. Di dalam gedung hanya ada satu galon air untuk ratusan orang untuk menghilangkan dahaga. Para peserta mesti berbagi air antar sesama peserta di gedung LBH Jakarta.
Sedangkan di luar gedung, massa sempat merangsek masuk, mereka tidak percaya di dalam gedung LBH hanya acara pentas seni. Mereka menduga LBH Jakarta jadi sebuah tempat konsolidasi komunis. Pihak LBH menolak segala tuduhan bahwa LBH menyelenggarakan acara terkait PKI bahkan soal adanya anggapan nyanyian yang identik soal PKI.
"Acara ini terbuka, kami mengumumkan di media sosial," kata Direktur Eksekutif Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jakarta, Al Ghifari Aqsa di gedung LBH Jakarta.
Yunantyo Adi, salah satu peserta acara Asik-Asik Aksi menyatakan bahwa hal tersebut adalah kabar bohong. Sepanjang acara, menurutnya, tidak ada lagu yang dilantunkan kecuali Indonesia Raya dan beberapa lagu kebangsaan.
Menurutnya lagu dalam acara tersebut bukan genjer-genjer seperti yang dituduhkan oleh massa aksi, melainkan lagu-lagu ciptaan masing-masing musisi dan band yang tampil di acara tersebut.
"Ini darurat demokrasi. Massa (di depan) diprovokasi broadcast hoax seolah ada nyanyi lagu genjer-genjer, padahal itu hoax, padahal nyanyinya Indonesia Raya," katanya saat dihubungi Tirto, Senin (18/9/2017).
Sebelum adanya evakuasi pada pukul 03.00 dini hari (18/9), ratusan orang yang sebelumnya hadir ke acara tersebut sempat terjebak lantaran kondisi di luar gedung LBH tak kondusif karena dikerumuni massa.
Kegiatan 'Asik-Asik Aksi: Indonesia Darurat Demokrasi' tak terlepas dari kejadian sebelumnya, Sabtu siang lalu (16/9), gedung LBH Jakarta juga didemo oleh massa, yang merangsek meminta penghentian acara seminar soal peristiwa 1965. Selain itu, aparat kepolisian juga memaksa masuk ke gedung LBH untuk membubarkan kegiatan.
Sumber: Tirto.Id
0 komentar:
Posting Komentar