Kamis, 19/05/2016 20:15 WIB
Ilustrasi. (ANTARA/Muhammad Adimaja)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Kepala Departemen Hubungan Eksternal dan Aksi
Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Padjadjaran Muhammad Ariq mengatakan, kampus meminta
pihaknya menggelar seminar yang tak hanya berfokus pada marxisme, namun
membahas ideologi lebih luas.
Permintaan tersebut disampaikan menyusul adanya intervensi dari Front Pembela Islam terhadap FISIP Unpad untuk membatalkan penyelenggaraan seminar 'Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan' yang seharusnya berlangsung di Kampus FISIP Unpad, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, hari ini.
"Manajer Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni FISIP Unpad Achmad Buchari minta temanya diganti jadi lebih luas, seperti ideologi secara umum dan perkembangan sejarahnya. Jadi tidak fokus bahas marxisme," kata Ariq kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/5).
Menanggapi hal itu, narasumber yang seharusnya menjadi pembicara dalam seminar 'Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan' Firman Eko Putra mengatakan intitusi pendidikan mestinya tidak boleh takut menghadapi intervensi pihak luar.
Apalagi mengacu pada Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966, universitas diberikan kekhususan bila ingin menggelar seminar terkait marxisme, komunisme, atau leninisme.
Pasal 3 Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 mengatakan, "Khususnya mengenai kegiatan mempelajari secara ilmiah seperti pada universitas-universitas, paham Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam rangka mengamankan Pancasila dapat dilakukan secara terpimpin dengan ketentuan bahwa Pemerintah dan DPR diharuskan mengadakan perundang-undangan untuk pengamanan.”
"Seharusnya kampus tidak mengambil langkah seperti itu," kata Firman.
Secara terpisah, Rolip Saptamaji yang sedianya juga menjadi pembicara
dalam seminar tersebut mengatakan pembatalan itu merupakan bukti tidak
bekerjanya bidang kemahasiswaan di tingkat dekanat FISIP Unpad.
Seharusnya, bidang kemahasiswaan mampu menjaga ruang kebebasan akademik
yang ada dalam kampus.
"Artinya ada permasalahan di bidang kemahasiswaan tingkat fakultas ataupun universitas," ucapnya.
FISIP Unpad membatalkan seminar 'Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan' sehari sebelum acara digelar. Namun Ketua Pusat Kajian Politik dan Keamanan Unpad Muradi mengatakan seminar itu tidak dibatalkan, melainkan ditunda pekan depan dengan format kuliah umum.
"Komitmen dekanat dan rektorat tetap menyelenggarakan acara itu," kata Muradi.
Dia menjelaskan, penundaan terpaksa dilakukan kampus setelah melihat dinamika yang terjadi di tengah masyarakat saat ini. Meski seminar nantinya tetap membahas marxisme, kampus berharap seminar lebih menyentuh aspek akademis.
(agk)
Permintaan tersebut disampaikan menyusul adanya intervensi dari Front Pembela Islam terhadap FISIP Unpad untuk membatalkan penyelenggaraan seminar 'Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan' yang seharusnya berlangsung di Kampus FISIP Unpad, Jatinangor, Sumedang, Jawa Barat, hari ini.
"Manajer Kemahasiswaan dan Hubungan Alumni FISIP Unpad Achmad Buchari minta temanya diganti jadi lebih luas, seperti ideologi secara umum dan perkembangan sejarahnya. Jadi tidak fokus bahas marxisme," kata Ariq kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/5).
Menanggapi hal itu, narasumber yang seharusnya menjadi pembicara dalam seminar 'Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan' Firman Eko Putra mengatakan intitusi pendidikan mestinya tidak boleh takut menghadapi intervensi pihak luar.
Apalagi mengacu pada Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966, universitas diberikan kekhususan bila ingin menggelar seminar terkait marxisme, komunisme, atau leninisme.
Pasal 3 Ketetapan MPRS Nomor XXV/MPRS/1966 mengatakan, "Khususnya mengenai kegiatan mempelajari secara ilmiah seperti pada universitas-universitas, paham Komunisme/Marxisme-Leninisme dalam rangka mengamankan Pancasila dapat dilakukan secara terpimpin dengan ketentuan bahwa Pemerintah dan DPR diharuskan mengadakan perundang-undangan untuk pengamanan.”
"Seharusnya kampus tidak mengambil langkah seperti itu," kata Firman.
|
"Artinya ada permasalahan di bidang kemahasiswaan tingkat fakultas ataupun universitas," ucapnya.
FISIP Unpad membatalkan seminar 'Marxisme sebagai Ilmu Pengetahuan' sehari sebelum acara digelar. Namun Ketua Pusat Kajian Politik dan Keamanan Unpad Muradi mengatakan seminar itu tidak dibatalkan, melainkan ditunda pekan depan dengan format kuliah umum.
"Komitmen dekanat dan rektorat tetap menyelenggarakan acara itu," kata Muradi.
Dia menjelaskan, penundaan terpaksa dilakukan kampus setelah melihat dinamika yang terjadi di tengah masyarakat saat ini. Meski seminar nantinya tetap membahas marxisme, kampus berharap seminar lebih menyentuh aspek akademis.
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160519201454-20-132085/ditunda-seminar-mahasiswa-unpad-dilarang-bahas-marxisme/
0 komentar:
Posting Komentar