Minggu, 22 Mei 2016 | Oleh Sudirman Totok W PA
Amerika mulai khawatir terhadap langkah
politik internasional Jokowi dengan membangun poros
“Jakarta-Beijing-Taheran-Moskow” meliputi perdagangan, teknologi sipil,
teknologi militer, kesehatan, nuklir dan investasi.
Hal yang paling merisaukan Amerika
adalah hancurnya hegemoni mereka serta hilangnya kontrol atas geliat
ekonomi di Indonesia yang pada akhirnya akan merubah kiblat
negara-negara kawasan di Asia Tenggara mengikuti jejak langkah Indonesia
yang progresif.
Ketakutan Amerika juga tidak terlepas
dari kebijakan Presiden Jokowi terhadap perpanjangan kontrak PT.
Freeport Indonesia di bumi Papua, betapa besar kehilangan keuntungan
bagi mereka apabila PT. Freeport Indonesia akan dimainkan Jokowi sebagai
‘capital politic’ pada pilpres tahun 2019 nanti, maka akan tamatlah
Amerika di Indonesia.
Ada beberapa langkah yang telah dan
mulai dimainkan oleh Amerika di Indonesia dalam rangka tetap dapat
mengusai Indonesia seperti selama ini berhasil mereka lakukan;
1. Lewat bantuan Arab Saudi dengan memberikan suntikan dana besar kepada para radikalis dan teroris di Indonesia.
2. Lewat Mesir dan Turkey dengan menggerakan Hizbut Tahrir dan Ikhwanul Muslim di Indonesia (HTI dan PKS)
3. lewat Alumnus West Point, Minneapolis, dan kursus perwira Indonesia di negeri Paman Sam dengan memainkan isu bangkitnya PKI.
Ada pertanyaan apakah CIA bermain
disini, maka jawabnya tentu saja. Sebab sudah bukan rahasia lagi bahwa
selama ini mereka CIA telah merekrut alumnus sekolah perwira militer
maupun para akademisi terbaik dari sipil yang pernah mengenyam
pendidikan Amerika. Maka janganlah heran kalau yang menyebar isu anti
cina dan tuduhan bahwa Ahok bisa menjadi pemicunya seperti tragedi tahun
1998 dan yang mengatakan bahwa hantu PKI itu memang nyata, serta yang
membakar masa dalam pidato tentang bangkitnya ideologi komunis lewat PKI
di Indonesia semuanya adalah purnawirawan Jenderal lulusan Amerika.
Apakah bukan kebetulan semata? Sederhana
saja jawabnya, bahwa pola yang dimainkan Amerika sangat mirip dengan
yang terjadi pada situasi sebelum meledaknya G 30 S/PKI seperti contoh
di bawah ini:
– Settingnya dulu adalah Tritura, juga terselip sentimen anti cina. Goalnya adalah jatuhnya Bung Karno. Dan saat ini setingnya adalah “Turunkan Jokowi dan hancurkan PKI” targetnya jatuhnya Jokowi.
– Dulu Amerika memainkan kebodohan dan ambisi PKI dengan memusuhi para ulama dan agamawan, kemudian melakukan kudeta terhadap para Pahlawan Revolusi, maka saat ini digandengnya kaum radikalis yang anti Pancasila karena dianggap ajaran Thogut untuk propaganda bangkitnya PKI. Padahal apa urusan mereka soal PKI, mereka itu jelas-jelas anti Pancasila dan ingin mendirikan Khilafah Islamiyah di Indonesia.
– Pola penghancuran Indonesia telah dilakukan lewat aksi teror dan rencana membagi Indonesia menjadi 18 sampai 20 negara baru sehingga mudah dikuasai sesuai kepentingan mereka. Langkah itu tidak membuahkan hasil, maka mereka (Amerika) lewat antek-antek mereka di Indonesia memainkan isu yang paling sensitive yaitu “Bangkitnya PKI”
– Membangun fitnah terhadap pribadi Agus Wijoyo, purnawirawan Jenderal bintang 3 anak dari salah seorang Pahlawan Revolusi yang adalah tokoh penggagas serta pelopor rekonsiliasi antara anak mantan PKI dengan anak Pahlawan Revolusi.
Sehingga ditimbulkanlah pertanyaan nyeleneh dari juga purnawirawan Jenderal lulusan Amerika bahwa perlu dipertanyakan apakah betul Agus Wijoyo itu anak dari Pahlawan Revolusi?
Hal yang kemudian dibantah dan diluruskan oleh AM. Hendropriyono, purnawirawan Jenderal mantan kepala BIN bahwa dia kenal betul siapa Agus Wijoyo dan kenal betul siapa bapaknya.
Sekarang isu bangkitnya PKI menjadi
mainan yang menyatukan para alumnus Amerika baik sipil maupun militer
bergandeng tangan dengan mesin penghancur Amerika di Timur Tengah yaitu
kelompok radikal serta teroris berbaju agama.
Akankah kita Bangsa Indonesia dapat
dihancurkan oleh mereka dengan cara-cara keji di atas? Tentu kondisi nya
berbeda, karena langkah jenius Jokowi dengan:
1. Membangun kekuatan TNI, baik lewat perbaikan Alusista, baik produksi dalam negeri maupun lewat pembelian dengan melirik Rusia sebagai mitra utama.
2. Membersihkan BIN dari agen ganda pengabdi kepada kepentingan Amerika dengan agen Merah Putih.
3. Menempatkan jabatan Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, serta juga Kapolri yang bukan lagi lulusan Amerika.
4. Membangun infrastruktur terbesar sepanjang sejarah Indonesia.
Semuanya adalah dalam memperkuat
Ketahanan Nasional, serta meninggikan martabat bangsa dengan tidak lagi
tunduk kepada kemauan Amerika.
Maka malulah kita, kalau masih saja mau menjual diri kepada kepentingan Amerika.
Teruskan perjuangan Indonesia Baru Pak Jokowi… kami rakyat Indonesia akan berdiri di samping Anda.
Salam Indonesia Raya.
NKRI Harga Mati.
Pancasila final
NKRI Harga Mati.
Pancasila final
http://www.voa-islamnews.com/isu-pki-rencana-licik-amerika-jatuhkan-jokowi.html
0 komentar:
Posting Komentar