Jumat, 20/05/2016 13:15 WIB
Menko Polhukam Luhut
Pandjaitan menyebut kebijakan Perpusnas membatasi buku-buku kiri akan
sia-sia. (ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan menyebut larangan terhadap diskusi
marxisme, leninisme, dan komunisme akan menghambat kecerdasan berpikir
masyarakat. Ia berkata, kajian ideologi tidak boleh dibatasi.
"Masa secara akademis orang enggak boleh mengkaji, nanti lama-lama jadi bodoh," ujar Luhut di Jakarta, Jumat (20/5).
Menurut Luhut, kajian marxisme, leninisme dan komunisme justru akan membuat masyarakat memahami intisari ketiga ideologi tersebut.
Oleh karenanya, kata dia, masyarakt dapat mengkritik kekurangan ideologi-ideologi yang berkembang di awal abad ke-20 itu.
"Kalau tidak begitu, masyarakat enggak tahu komunis itu yang mana, tiba-tiba dia masuk ke Indonesia. Harus ada yang eksper komunis dong," katanya.
Meski demikian, purnawirawan TNI berpangkat jenderal itu tetap menyebut
komunisme sebagai bahaya laten yang harus terus diwaspadai.
Kewaspadaan itu, menurut Luhut, tidak boleh berlebihan. "Tapi jangan terlalu paranoid, nanti bisa seperti Amerika, paranoid teroris," ujar Luhut.
Dalam konteks ketahanan nasional, Luhut menyebut komunis gagal menjadi ideologi yang menghadirkan kesejahteraan. "Komunis mana sih yang sukses? Bahwa itu bahaya laten, yes. Tapi harus bisa mencari ekuilibriumnya," ujarnya.
Secara khusus, Luhut menyebut langkah Perpustakaan Nasional membatasi
buku-buku yang mengulas ideologi kiri sebagai kebijakan yang sia-sia.
"Saya kira itu tidak produktif. Jangan eksesif," kata Luhut.
(abm)
"Masa secara akademis orang enggak boleh mengkaji, nanti lama-lama jadi bodoh," ujar Luhut di Jakarta, Jumat (20/5).
Menurut Luhut, kajian marxisme, leninisme dan komunisme justru akan membuat masyarakat memahami intisari ketiga ideologi tersebut.
Oleh karenanya, kata dia, masyarakt dapat mengkritik kekurangan ideologi-ideologi yang berkembang di awal abad ke-20 itu.
"Kalau tidak begitu, masyarakat enggak tahu komunis itu yang mana, tiba-tiba dia masuk ke Indonesia. Harus ada yang eksper komunis dong," katanya.
|
Kewaspadaan itu, menurut Luhut, tidak boleh berlebihan. "Tapi jangan terlalu paranoid, nanti bisa seperti Amerika, paranoid teroris," ujar Luhut.
Dalam konteks ketahanan nasional, Luhut menyebut komunis gagal menjadi ideologi yang menghadirkan kesejahteraan. "Komunis mana sih yang sukses? Bahwa itu bahaya laten, yes. Tapi harus bisa mencari ekuilibriumnya," ujarnya.
|
"Saya kira itu tidak produktif. Jangan eksesif," kata Luhut.
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160520131511-20-132218/luhut-larangan-kajian-komunisme-batasi-kecerdasan-masyarakat/
0 komentar:
Posting Komentar