Kamis, 26 Mei 2016 20:45 WIB
Foto: Istimewa
Jakarta,HanTer- Presiden Joko Widodo pada 25 April
2016 meminta Menkopolhukam Luhut Pandjaitan untuk mencari lokasi-lokasi
yang menjadi kuburan korban pembunuhan massal 1965-1966. Perintah
tersebut muncul setelah pelaksanaan Simposium Tragedi 1965 pada 18-19
April 2016 di Jakarta.
Sejak adanya permintaan Presiden tersebut, isu munculnya paham komunis
mulai merebar dan desakan agar kuburan massa itu dibongkar.Keberadaan
kuburan korban pembunuhan massal tersebut dibutuhkan sebagai pembuktian
sejarah terkait pembantaian warga negara diduga pengikut Partai Komunis
Indonesia (PKI).
Human Right Watch (HRW) mengungkapkan pembongkaran kuburan massal
1965-1966 harus melibatkan ahli forensik yang independen untuk menjamin
kelengkapan barang bukti dan akurasi identifikasi korban.
"Karena merupakan lokasi kejahatan, maka kuburan massal harus
diperlakukan seperti layaknya lokasi kejahatan, yaitu melibatkan ahli
forensik untuk mengetahui bagaimana korban tewas," kata peneliti senior
Divisi Asia HRW, Andreas Harsono, di Jakarta, Kamis (26/5/2016).
Pelibatan ahli forensik bertujuan agar pembongkaran mendapatkan
informasi yang kaya. Pemerintah sendiri saat ini masih mencari dua
sampel kuburan di Pati dan Wonosobo, Jawa Tengah.
"Apabila hanya sekadar digali dan tidak profesional menyebabkan tidak
mendapat informasi yang kaya. Juga bisa menyebabkan hilangnya
barang-barang berharga yang turut terkubur, seperti misalnya cincin
kawin yang memuat identitas pasangan dan benda logam lain yang tidak
terurai dalam tanah," kata Andreas.
Untuk jangka panjang, setelah sampling dua kuburan dilakukan, HRW
merekomendasikan Presiden Joko Widodo untuk membentuk sebuah Komisi
Kepresidenan yang meneliti kuburan-kuburan massal.
"Kuburan yang diteliti bukan hanya terkait peristiwa 1965-1966, namun
juga diduga lokasi kuburan lain seperti di Papua, Sambas, dan Sampit,"
kata Andreas.
http://nasional.harianterbit.com/nasional/2016/05/26/62475/25/25/-Desakan-Kuburan-PKI-Dibongkar-Menguat
0 komentar:
Posting Komentar