Jumat, 20/05/2016 08:40 WIB
Menko Polhukam Luhut
Pandjaitan berkata, seluruh pihak dapat bergabung meluruskan sejarah
1965, termasuk pada penggalian kuburan massal korban tragedi itu.
(ANTARA FOTO/Indrianto Eko Suwarso)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan
Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, penggalian kuburan massal
korban Tragedi 1965 akan melibatkan banyak pihak, tidak hanya TNI
Angkatan Darat.
"Bukan hanya TNI AD, siapa saja (bisa ikut terlibat membantu membongkar kuburan massal)," kata Luhut saat ditemui di kantor Lembaga Ketahanan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis kemarin.
Sebelumnya, Luhut menyatakan ikut melibatkan TNI AD dalam rencana penggalian kuburan massal korban Tragedi 1965. Ajakan itu disambut pihak Angkatan Darat.
Menurut Luhut, TNI AD telah menyetujui upaya pelurusan sejarah yang
digagas pemerintah. "Saya libatkan TNI AD. Mereka akan ikut," kata
Luhut.
Purnawirawan TNI berpangkat jenderal itu mengutarakan niatnya tersebut setelah mengadakan pertemuan di Markas Besar TNI AD, Rabu (18/5).
Namun saat ditanya alasan menggandeng kesatuan yang pernah membesarkan dirinya selama ini, Luhut menjawab, "Saya kan Angkatan Darat juga. Kau pun boleh ikut," ujarnya singkat.
Luhut mengatakan, pemerintah berusaha melibatkan berbagai pihak dalam menyelesaikan kasus peristiwa kelam masa lalu, khususnya yang terjadi pada 1965, agar Indonesia tidak dipandang sebelah mata oleh dunia internasional.
"Ini kan supaya kita dilihat internasional, penyelesaiannya melibatkan semua pihak. Jangan sampai ada yang bilang ini rekayasa pemerintah, enggak bisa begitu," katanya.
Rabu lalu, Gubernur Lembaga Ketahanan Nasional Agus Widjojo telah
menyerahkan rekomendasi hasil Simposium Nasional Membedah Tragedi 1965:
Pendekatan Kesejarahan.
Rekomendasi simposium tersebut, menurut Agus, mengerucut pada upaya penyelesaian kasus dengan cara rekonsiliasi melalui proses non yudisial. Rekomendasi itu telah dirumuskan masing-masing pemangku kepentingan.
Jumat siang nanti, Luhut dan Agus dijadwalkan kembali bertemu untuk meringkas seluruh rekomendasi Simposium 1965. Rekomendasi tersebut bakal berujung di meja Presiden Joko Widodo.
(abm)
"Bukan hanya TNI AD, siapa saja (bisa ikut terlibat membantu membongkar kuburan massal)," kata Luhut saat ditemui di kantor Lembaga Ketahanan Nasional, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta, Kamis kemarin.
Sebelumnya, Luhut menyatakan ikut melibatkan TNI AD dalam rencana penggalian kuburan massal korban Tragedi 1965. Ajakan itu disambut pihak Angkatan Darat.
|
Purnawirawan TNI berpangkat jenderal itu mengutarakan niatnya tersebut setelah mengadakan pertemuan di Markas Besar TNI AD, Rabu (18/5).
Namun saat ditanya alasan menggandeng kesatuan yang pernah membesarkan dirinya selama ini, Luhut menjawab, "Saya kan Angkatan Darat juga. Kau pun boleh ikut," ujarnya singkat.
Luhut mengatakan, pemerintah berusaha melibatkan berbagai pihak dalam menyelesaikan kasus peristiwa kelam masa lalu, khususnya yang terjadi pada 1965, agar Indonesia tidak dipandang sebelah mata oleh dunia internasional.
"Ini kan supaya kita dilihat internasional, penyelesaiannya melibatkan semua pihak. Jangan sampai ada yang bilang ini rekayasa pemerintah, enggak bisa begitu," katanya.
|
Rekomendasi simposium tersebut, menurut Agus, mengerucut pada upaya penyelesaian kasus dengan cara rekonsiliasi melalui proses non yudisial. Rekomendasi itu telah dirumuskan masing-masing pemangku kepentingan.
Jumat siang nanti, Luhut dan Agus dijadwalkan kembali bertemu untuk meringkas seluruh rekomendasi Simposium 1965. Rekomendasi tersebut bakal berujung di meja Presiden Joko Widodo.
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160520084031-20-132153/gali-kuburan-massal-luhut-akan-libatkan-banyak-pihak/
0 komentar:
Posting Komentar