Senin, 23 Mei 2016 | 19:44 WIB
Anggota tim pemenangan
pasangan calon presiden dan calon wakil presiden Prabowo Subianto-Hatta
Rajasa, Mayor Jenderal (Mayjen) TNI Purnawirawan (Purn) Kivlan Zen,
saat dialog publik bersama tim sukses di Universitas Indonesia, Depok,
Jawa Barat, 18 Juni 2014. Kivlan Zen berjanji akan buat panel nasional
untuk ungkap kasus pelanggaran HAM pada 1998. TEMPO/Aditia Noviansyah
"Kami sudah tidak ada lagi seminar-seminaran, kami siap perang," ujar dia di Gedung Joang '45, Menteng, Jakarta Pusat, Senin, 23 Mei 2016.
Dia menyampaikan itu pada seminar "Pemberontakan Partai Komunis Indonesia (PKI) Madiun Tahun 1948 dan G30S 1965/PKI". Acara itu diadakan Laskar Ampera Arif Rahman Hakim Angkatan '66 dengan nama Festival Jalan Lurus. Diskusi ini mengusung Pancasila sebagai ideologi yang lurus.
Kivlan menganggap berbagai lembaga negara dan organisasi masyarakat sudah disusupi oleh tokoh-tokoh PKI. Begitu pula dengan media massa yang dinilainya selalu mengangkat kembali isu PKI. Salah satunya adalah jargon "melawan lupa". Pembubaran pertahanan sipil (Hansip) oleh pemerintah, juga ia anggap tanda-tanda merebaknya gerakan PKI.
Salah satu tokoh yang diklaim oleh Kivlan mendukung gerakan PKI adalah Budiman Sudjatmiko. Rancangan Undang-undang Desa ia anggap menjadi celah untuk memulai gerakan PKI dari bawah. Budiman, politikus dan anggota DPR dari PDI Perjuangan, selama ini dikenal gigih memperjuangkan RUU Desa. Budiman dalam akun Twitter @budimandjatmiko miliknya hanya tertawa saat dihubungkan dengan Kivlan.
Dengan membentuk gerakan-gerakan berupa serikat tani, kata Kivlan, maka petani bakal sejahtera desa akan memiliki kekuatan. Saat desa punya kekuatan hal itu dianggap akan memicu penolakan terhadap aparatur negara. "Inilah bahayanya, pokoknya kami siap perang," ujar dia.
Dia mengatakan telah menyiapkan kekuatan untuk membendung gerakan tersebut. Salah satu cara adalah dengan mendatangi dan mengajak untuk bergerak berbagai organisasi kkemasyarakatan hingga lembaga pendidikan agama. "Kekuatan kami himpun, apakah namanya Barisan Pembela Negara, atau Barisan Pembela Pancasila akan kami hidupkan lagi," ujar dia.
AKMAL IHSAN
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/05/23/078773397/kivlan-zein-tak-ada-seminar-lagi-kami-siap-perang
0 komentar:
Posting Komentar