Rabu, 4 Mei 2016 09:50 | Rahmat Wibisono
Gerakan 30 September 1965 disebut Menteri
Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan perlu
diverifikasi korbannya.
“Kami
menunggu data kuburan massal. Sudah nunggu kemarin, tetapi belum diberikan.
Katanya, disuruh minta ke Komnas HAM. Ya, nanti kami minta,” kata Menkopolhukam
seusai Halakah
Fikih Antiterorisme di Kampus Universitas Muhammadiyah
Semarang, Selasa (3/5/2016).
Purnawirawan
jenderal bintang empat itu menegaskan pentingnya verifikasi terhadap data atau
angka jumlah korban peristiwa 1965 yang dikubur massal agar diketahui jumlah
korbannya secara valid. “Kami ingin verified angkanya. Jangan
angkanya dilebih-lebihkan sehingga bangsa ini seolah-olah, maaf, biadab. Karena
membunuh sekian puluh ribu atau ratusan ribu bangsanya sendiri,” ungkapnya.
Luhut
Binsar Panjaitan mengakui korban jiwa pada saat terjadinya peristiwa 1965 pasti
ada, tetapi diyakini jumlahnya tidak sebanyak itu. “Untuk itu (penting, red.),
supaya kita bersihkan sejarah [untuk] anak-anak muda ke depan,” kata mantan
Duta Besar RI untuk Singapura itu.
Sebelumnya,
Luhut mengatakan pemerintah hanya ingin meluruskan angka jumlah korban sehingga
akan memverifikasi laporan mengenai kuburan massal dan jumlah korban pertikaian
politik tahun 1965.
“Kita
ingin realistis. Angka itu berapa sih. Kita sampai angka berapa sih,” kata
Menkopolhukam.
Diharapkan, kata dia, laporan adanya kuburan massal itu
tidak membuat kegaduhan lagi di publik karena pemerintah sebenarnya hanya ingin
meluruskan angka jumlah korban peristiwa 1965. Bahkan, Luhut menegaskan, kalau
memang bisa diidentifikasi maka pemerintah akan mengerahkan tim forensik untuk
melakukan identifikasi.
Sumber: SemarangPos.Com
0 komentar:
Posting Komentar