Senin, 20 Juni 2016
JAKARTA- Komando Satuan Kordinasi
Nasional (Satkonas) Banser Nahdlatul Ulama (NU) menginstruksikan
merapatkan barisan dan penyatuan sikap untuk tetap menjaga dan mengawal
semangat membangun kerukunan lintas agama di Indonesia. Satkonas juga
menuntut Pemerintah RI c.q. aparat kepolisian untuk bertindak tegas dan
konkret terhadap semua pihak yang telah dengan sengaja merusak ukhuwah
yang sudah susah payah dibangun di antara sesama Muslim maupun dengan
lintas agama. Hal ini ditegaskan dalam menyikapi berbagai pemberitaan
dan komentar pasca kegiatan Nyai, Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid
di Semarang Kamis (16/6) lalu.
Dibawah ini adalah pernyataan sikap lengkap yang diterima Bergelora.com di Jakarta, Senin (20/6)
Bismillahirrahmanirrahim.
Setelah kegiatan
Nyai Hj. Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid bersama tokoh-tokoh Katolik
di Gereja Yakobus Zebedeus - Pudakpayung, Semarang pada Kamis, 16 Juni
2016, telah muncul pemberitaan dan komentar-komentar yang tidak patut
dan tidak dapat dipertanggungjawabkan” yang “melecehkan/menghina” Ibu
Negara Shinta Nuriyah Abdurrahman Wahid beserta keluarga, juga terhadap
BANSER; Pemberitaan dan komentar tersebut datang dari pihak FPI (Front
Pembela Islam) maupun dari pihak-pihak lain sebagaimana tersebar di
dalam media sosial, seperti pernyataan oleh akun: Mustofa Nahrawardaya,
@TofaLemon; Avik Munawwar; Naga Selingkuh.
Terhadap
dinamika dan bukti-bukti yang ada di sosial media, juga terhadap
pemberitaan yang “tidak dapat dipertanggungjawabkan” tersebut, kami
Jajaran SATKORNAS BANSER berupaya untuk segera melakukan tabayyun
(klarifikasi) kepada pihak yang telah memuat pemberitaan dan
pernyataan-pernyataan tersebut, dengan langsung meminta keterangan
kepada pihak-pihak bersangkutan.
Lebih lanjut
dengan ini Komandan Barisan Ansor Serbaguna (Banser) Nasional -
Nahdlatul Ulama menyerukan dan menginstruksikan hal-hal di bawah ini
untuk dilaksanakan oleh jajaran Banser di satuan koordinator – tingkat
wilayah hingga kelompok – di seluruh Indonesia, sbb:
1) Rapatkan
barisan dan satukan sikap untuk tetap menjaga dan mengawal semangat
membangun kerukunan lintas agama di Indonesia. Mencederai semangat
dimaksud tidak pantas dilakukan oleh siapapun warganegara Indonesia.
2) Tabalkan
sikap, menuntut Pemerintah RI c.q. aparat kepolisian untuk bertindak
tegas dan konkret terhadap semua pihak yang telah dengan sengaja merusak
ukhuwah yang sudah susah payah dibangun di antara sesama Muslim maupun
dengan lintas agama.
3) Kegiatan buka
puasa bersama yang diikuti tokoh-tokoh lintas agama sudah merupakan
agenda rutin Nyai Shinta Nuriyah di setiap bulan Ramadhan sejak 16 tahun
lalu. Untuk itu, diinstruksikan kepada seluruh satuan koordinasi –
tingkat wilayah hingga kelompok – Banser untuk sigap melakukan
pengawalan dan pendampingan di setiap kegiatan serupa yang dihadiri oleh
Nyai Shinta Nuriyah.
4) Sebagai kader
inti yang menjadi bagian integral dari GP Ansor, setiap anggota dan
jajaran Banser harus berkomitmen mendukung perjuangan yang diwariskan
oleh kiai dan guru kita, KH Abdurrahman Wahid, untuk mewujudkan
kehidupan sosial di Indonesia yang dilandasi oleh penghargaan terhadap
kemajemukan atau pluralisme dan penghormatan terhadap kelompok
minoritas.
5) Disadari,
perjuangan untuk menghargai dan menghormati kemajemukan dalam masyarakat
bukan tugas sosial yang mudah. Untuk itu, diserukan kepada seluruh
kader Ansor/Banser untuk tidak berhenti melakukan upaya-upaya yang
terutama dilandasi oleh silaturrahim keilmuan, ukhuwah islamiyah,
ukhuwah wataniyah, dan ukhuwah basyariyah.
6) Kepada
Jajaran BANSER di seluruh Indonesia agar MENAHAN DIRI dan tidak
terprovokasi melakukan tindakan yang bersifat anarkis dan
kontraproduktif bagi upaya mewujudkan kerukunan dan kedamaian di dalam
masyarakat.
7) Kepada
seluruh kader Ansor dan jajaran Banser diserukan tetaplah ber-ijtihad,
meningkatkan kewaspadaan dan melakukan antisipasi terhadap setiap upaya
dari pihak-pihak tertentu yang bertujuan merusak kerukunan lintas agama
dan memecah belah persatuan nasional.
Demikian, dan Kepada BANSER di seluruh Indonesia, RAPATKAN BARISAN, PERKUAT dan perbanyak IBADAH RAMADHAN.
Jakarta, 18 Juni 2016 M / 13 Ramadhan 1437 H
Ttd. H. Alfa Isnaeni
(Kasatkornas Banser/Kepala Satuan Koordinasi Nasional Barisan Ansor Serbaguna)
Sampai saat ini belum ada kejelasan
sikap dari pemerintah terhadap semua tindakan yang merusak persatuan
dengan isu SARA, khususnya terhadap yang terjadi barusan di Semarang
beberapa waktu lalu.
Alissa Geram
Sebelumnya, putri Ibu Shinta, Alissa
Wahid menyatakan siap bertemu dengan pemilik akun @CelingkuhNaga. Alissa
geram karena sang ibu Shinta Nuriyah Wahid sudah dihina akun tersebut.
Anak mantan Presiden Abdurrahman Wahid itu siap bersua di mana saja.
"Tuiiiips, terimakasih sekali atas
dukungan & perhatian & doa kalian. Insya Allah saya tetap akan
menahan diri, pun saat ketemu orangnya," tulis @alissawahid, Jumat
(17/6) malam kemarin.
"Orang-orang baik selalu terbatasi oleh
cara-cara yang baik. Dijaga nurani. Orang-orang tidak baik, bisa
melakukan apa saja, tak terbatas," sambungnya.
Pada twit selanjutnya, Alissa
membeberkan bahwa dirinya punya wacana untuk membawa kasus ini ke ranah
hukum. Hal itu disampaikannya usai menanggapi masukan dari followers.
"Iya mas. Yang bisa diproses hukum, insya Allah diproses. Biar kita semua bisa belajar," ungkapnya.
Seperti dketahui, akun twitter
@alissawahid mendadak ramai usai merespons kicaun @CelingkuhNaga. Akun
itu menulis dugaan penghinaan kepada ibunya.
"@Bg_MarOne waah..apa ada kemungkinan mbak alissa wahid bkl punya bpk tiri yang beragama kristen?? ckckck," tulisnya.
Alissa pun langsung merespons tulisan itu. Dia meng-capture ocehan @CelingkuhNaga.
"Menghina saya, saya masih bisa abaikan.
Menghina ibunda saya, saya ndak bisa. Ada yg bs tolong sy ketemu orang
ini?," kicau Alissa. (Web Warouw)
http://www.bergelora.com/nasional/politik-indonesia/3494-banser-nu-tuntut-pemerintah-tegas-pada-perusak-ukhuwah.html
0 komentar:
Posting Komentar