- Militan Indonesia
-
Militan Indonesia, bekerjasama dengan fakultas Ilmu Sosial dan Politik (Sospol) Unsoed, pada tanggal 24 Maret kemarin, menyelenggarakan Sekolah Marxis. Sekolah yang mengambil tema utama Bolshevisme ini dihadiri sekitar 25 peserta. Sebagian peserta adalah mahasiswa Sospol Unsoed.
Pembicara dalam Sekolah Marxis ini adalah koordinator Militan Indonesia, Jesus S. Anam. Jesus, yang sedang melakukan studi khusus mengenai Bolshevisme, mencoba untuk menarik relevansi antara peristiwa revolusi sosialis di Rusia tahun 1917 yang dipimpin oleh Partai Bolshevik dengan potensi pembangunan Bolshevisme baru guna mewujudkan revolusi sosialis di Indonesia. Menurut Jesus, yang ia maksud dengan membangun Bolshevisme baru adalah membangun sebuah partai revolusioner yang memiliki gagasan, program, metode, tradisi, dan aparatus yang kuat.
Kenapa pembangunan sebuah partai revolusioner dibutuhkan?
- Pertanyaan dari Jesus mengenai pentingnya pembangunan sebuah partai revolusioner di Indonesia, seperti halnya Bolshevik di Rusia, langsung mendapat respon dari peserta. Selain format sekolah yang bebas berinterupsi, Jesus juga mempersilahkan presentasinya dipotong di tengah jalan jika ada yang ingin berkomentar, bertanya, atau berpendapat.
- Pertanyaan-pertanyaan, komentar ataupun pendapat yang bermunculan
dari peserta mengenai perlunya partai revolusioner di Indonesia dijawab
secara komprehensif oleh Jesus. Menurut Jesus, meskipun dalam analisis
terakhir revolusi akan ditentukan oleh perkembangan dari kekuatan
produktif, ini tidak berarti – sebagaimana yang diduga oleh para
kritikus Marxisme – bahwa manusia, sebagai pelaku revolusi, menjadi
boneka dari kerja buta "determinisme ekonomi". Keberadaan partai
revolusioner memang menjadi faktor subyektif dari perkembangan obyektif
kekuatan produktif. Tetapi faktor subyektif ini bisa menentukan
kemenangan revolusi.
Diskusi berkembang pada pertanyaan mengenai “apa itu partai”. Dengan mengutip tulisan Alan Woods, Bolshevism: The Road to Revolution, Jesus menjelaskan bahwa sebuah partai bukan hanya sebuah organisasi, sebuah nama, panji, kumpulan individu-individu, atau sebuah aparatus. Sebuah partai revolusioner, bagi seorang Marxis, adalah pertama-tama ide, kemudian program, metode, dan tradisi, baru kemudian organisasi dan aparatus. Partai Marxis, dari awal, harus mendasarkan diri pada teori dan program, yang merupakan kumpulan pengalaman historis kaum proletar.
Tanpa ini, it is nothing. Pembangunan sebuah partai revolusioner selalu dimulai dengan kerja yang pelan dan melelahkan; harus mendidik para kader dengan disiplin guna menjadi tulang punggung partai sepanjang hidupnya. Dan ini baru babak awal. Pada babak selanjutkan akan ditemui persoalan-persoalan yang lebih rumit: yakni bagaimana memenangkan massa pekerja dengan ide-ide dan program? “Yach,” ucap Jesus, “babak selanjutnya inilah yang benar-benar akan menyedot energi kita!”
Partai Bolshevik dan pembangunan partai revolusioner di Indonesia, apa hubungannya?
Jesus menjelaskan, bahwa partai Bolshevik dimulai dari kelompok-kelompok kecil Marxis yang muncul di Rusia pada tahun 1880-an. Bolshevik tumbuh dan berkembang di atas basis gerakan kelas pekerja, yang membangun hubungan integral dengan gerakan kelas pekerja dan menanamkan kesadaran sosialis pada gerakan tersebut. Bolshevik juga selalu dipimpin oleh perspektif dan ajaran-ajaran Marxisme. Sejarah Bolshevisme adalah sejarah tiga revolusi: revolusi borjuis-demokratik tahun 1905, revolusi-borjuis-demokratik Februari 1917, dan revolusi Oktober 1917.
Kemudian, lanjut Jesus, sejarah Bolshevisme menjadi sejarah paling fenomenal dalam sejarah politik. Sejarah Bolshevisme adalah sejarah penghancuran rejim Tsar, sejarah penghancuran kekuasaan tuan-tuan tanah dan kapitalis di Rusia, dan sejarah pembentukan negara buruh yang pertama di dunia. Artinya, sejarah Bolshevik adalah referensi penting dan masih relevan menjadi model dalam pembangunan partai revolusioner di Indonesia.
Revolusi Oktober 1917 yang dipimpin oleh Bolshevik terbukti mampu memukul hancur kapitalisme, menghapus kepemilikan borjuis atas alat-alat produksi, mengambil alih pabrik-pabrik, tanah, jawatan kereta api dan bank-bank menjadi milik seluruh rakyat dalam bentuk kepemilikan publik. Revolusi Bolshevik juga telah berhasil menancapkan kediktatoran proletariat dan menyerahkan pemerintahan kepada kelas pekerja untuk menjadi kelas penguasa. Dengan demikian, jelas, partai Bolshevik telah mengantarkan sejarah umat manusia ke dalam suatu era baru yang menggembirakan – yakni era revolusi proletariat.
Banyak pelajaran penting dari pengalaman Revolusi Rusia dan sejarah Bolshevisme yang bisa ditarik untuk Indonesia. Tidak perlu kita gubris mereka yang selalu berkoar dan mengeluh kalau Rusia berbeda dengan Indonesia, kalau Bolshevisme sudah ketinggalan jaman dan kita harus mencari cara dan metode yang baru. Ribuan cara dan metode sudah diuji sepanjang ratusan-tahun sejarah perlawanan kita dan satu-satunya metode yang membawa kita paling dekat ke kemenangan sosialisme masihlah Bolshevisme.
Sebagaimana dilakukan oleh Bolshevik, tahap awal kita adalah melakukan edukasi terhadap kalangan muda dan progresif dari buruh, tani, miskin kota, dan mahasiswa. Merekalah, yang sudah terdidik dengan ide-ide Marxis, akan menjadi konsolidator dan para pemimpin politik dalam perjuangan kaum proletar; mereka akan berada di tengah-tengah perjuangan rakyat.
Kita tidak sedang membangun kumpulan orang-orang yang berpolitik, yang seringkali dijadikan sebagai proyek politik yang berorientasi profit. Kita akan membangun sebuah perjuangan kelas yang sadar dan konstruktif, yang akan menumbangkan kapitalisme; membangun sebuah instrumen politik yang kuat dan memiliki program akhir yang jelas, yaitu sosialisme. Marxisme mengajarkan kepada kita, kaum revolusioner, sebuah kesesuaian antara teori dan praktek. Keduanya harus integral. - Jika hanya teori saja, maka kita tak akan pernah beranjak kemana-mana; dan sebaliknya, jika hanya praktek saja, kita akan menemui banyak kekalahan dan berujung pada demoralisasi. Aktivisme, sebagai sebuah trend dalam gerakan, harus segera kita luruhkan dalam metode-metode kerja yang benar: metode Marxis; metode Bolshevik.
- Lenin pernah berkata, “Kaum Bolshevik menyerukan kepada kaum proletariat, tani miskin dan seluruh rakyat pekerja yang dieksploitasi untuk menggalang sebuah perjuangan revolusioner yang sadar, bukan kerusuhan dan kekacauan-kekacauan.”
- http://www.militanindonesia.org/berita/acara-diskusi/8282-sekolah-marxis-di-unsoed-purwokerto-sejarah-bolshevisme.html
0 komentar:
Posting Komentar