Senin, 06/06/2016 20:30 WIB
Ryamizard berkata, ia
tetap menjalin hubungan dengan petinggi negara penganut komunisme. Tapi
ia tidak dapat mentoleransi PKI yang dua kali memberontak.
(REUTERS/Edgar Su)
Jakarta, CNN Indonesia
--
Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu kembali
menyinggung komunisme dan ancaman kebangkitan Partai Komunis Indonesia.
Senin (6/6), Ryamizard membahas isu itu pada silaturahmi dan buka puasa
bersama organisasi sosial keagamaan Nahdlatul Ulama.
Pada pertemuan itu, Ryamizard bercerita tentang pengalamannya menjadi pembicara dalam pertemuan Shangri-la Dialogue di Singapura, yang dihadiri menteri pertahanan Asia dan Pasifik. Dalam pertemuan yang membahas pertahanan kawasan itu, Menhan ditanya delapan pertanyaan.
Di antara pertanyaan itu, terselip pertanyaan mengenai komunisme. Ryamizard menjelaskan, dirinya hanya mempersoalkan PKI yang selama ini telah melakukan pemberontakan dua kali sejak Republik ini berdiri.
Pemberontakan pertama, pada 1948 di Madiun saat Indonesia sibuk
berperang melawan Agresi Militer Belanda. Pemberontakan kedua pada 1965
di Jakarta saat Indonesia tengah konfrontasi dengan Malaysia.
"Kami tidak benci komunis, kami tetap kawan dengan China dan Vietnam. Bukan komunisnya, tapi PKI karena sudah berkali-kali berontak," kata Ryamizard di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kemhan, Jakarta, Senin petang tadi.
Ryamizaard mengatakan, saat ini PKI berusaha bangkit lagi di saat Indonesia sibuk melawan terorisme dan kelompok radikal ISIS. Ryamizard menilai kebangkitan PKI saat ini mengganggu upaya pemerintah memerangi terorisme.
"Sekarang muncul lagi. Saya rasa ini mengganggu," ujar Ryamizard. "Bukan masalah suka atau tidak suka, tapi dia berontak, mungkin kalau dia tidak berontak lain lagi."
Pada pertemuan itu, Ryamizard berharap NU tetap berada di jalannya. Dia
mengenal NU saat ini seperti sediakala saat didirkan pada 1926 di mana
mempertahankan Republik Indonesia.
"Saya ingin NU yang dulu, sekarang, dan yang akan datang, NU jadi panutan, jadi tempat untuk bertanya tentang nasionalisme, tentang agama. Kalau berubah, kembali ke khitahnya," ujarnya. (abm)
Pada pertemuan itu, Ryamizard bercerita tentang pengalamannya menjadi pembicara dalam pertemuan Shangri-la Dialogue di Singapura, yang dihadiri menteri pertahanan Asia dan Pasifik. Dalam pertemuan yang membahas pertahanan kawasan itu, Menhan ditanya delapan pertanyaan.
Di antara pertanyaan itu, terselip pertanyaan mengenai komunisme. Ryamizard menjelaskan, dirinya hanya mempersoalkan PKI yang selama ini telah melakukan pemberontakan dua kali sejak Republik ini berdiri.
|
"Kami tidak benci komunis, kami tetap kawan dengan China dan Vietnam. Bukan komunisnya, tapi PKI karena sudah berkali-kali berontak," kata Ryamizard di Aula Bhinneka Tunggal Ika, Kemhan, Jakarta, Senin petang tadi.
Ryamizaard mengatakan, saat ini PKI berusaha bangkit lagi di saat Indonesia sibuk melawan terorisme dan kelompok radikal ISIS. Ryamizard menilai kebangkitan PKI saat ini mengganggu upaya pemerintah memerangi terorisme.
"Sekarang muncul lagi. Saya rasa ini mengganggu," ujar Ryamizard. "Bukan masalah suka atau tidak suka, tapi dia berontak, mungkin kalau dia tidak berontak lain lagi."
|
"Saya ingin NU yang dulu, sekarang, dan yang akan datang, NU jadi panutan, jadi tempat untuk bertanya tentang nasionalisme, tentang agama. Kalau berubah, kembali ke khitahnya," ujarnya. (abm)
http://www.cnnindonesia.com/nasional/20160606203007-20-136250/menteri-ryamizard-saya-tidak-benci-komunis-tapi-pki/
0 komentar:
Posting Komentar