Kamis, 16 Juni 2016
POSMETRO INFO - Kisruh pengelolaan tambang emas Gunung Botak,
Pulau Buru, Maluku makin panas. Masyarakat adat menduga asing bakal
masuk dengan penerbitan Izin Usaha Pertambangan (IUP).
Tokoh Adat dari Wilayah Petuanan Kayeli, Raja Wael Mansyur mengatakan,
berdasarkan hasil penelitian, setiap 1 ton material yang ditambang di
Gunung Botak, bisa menghasilkan 10 gram emas.
"Sehingga mengundang berbagai pihak terutama dari Australia, Cina,
Korea, Inggris untuk melakukan survei. Mereka berharap bisa mengambil
bagian dari usaha pertambangan nanti. Tentu bila diizinkan pemerintah,"
ujar Raja Wael di Jakarta, Senin (13/6/2016).
Sebagai informasi, warga setempat telah meminta pemerintah daerah untuk
menetapkan tambang emas Gunung Botak menjadi wilayah pertambangan rakyat
(WPR). Dengan penetapan status WPR, warga setempat bisa dengan leluasa
menambang di Gunung Botak.
Diakui, sebelum memperoleh status WPR, warga setempat bisa sesuka hati
melakukan kegiatan tambang. Namun, kegiatan itu melanggar hukum lantaran
tidak ada izin ataupun persetujuan resmi.
Sejak 2013 pemerintah daerah telah menetapkan luas lahan 250 hektare di
Gunung Batok menjadi WPR. Namun, warga setempat tak kunjung memperoleh
akses untuk melakukan kegiatan tambang. "Namun sampai hari ini, tambang
rakyat yang jadi idaman rakyat adat kabupaten Buru itu tidak pernah
berjalan," tutur Raja Wael. [inilah]
http://www.pos-metro.com/2016/06/emas-di-pulau-buru-jadi-rebutan-china.html?m=1
0 komentar:
Posting Komentar