Rabu, 01 Juni 2016 | 11:38 WIB
Try Sutrisno membuka Simposium Nasional Anti PKI di Balai Kartini, Jakarta, 1 Juni 2016. TEMPO/Arkhelaus
Selain membuka Simposium, Try Sutrisno menjadi pembicara utama. Dalam pidatonya, Try mengingatkan bahwa semua simpatisan dan eks anggota PKI bersama keturunannya telah menikmati hak sebagai warga negara, baik hak sipil politik, ekonomi, sosial, maupun budaya. ”Keturunan mereka bahkan ada di lembaga-lembaga negara," kata Try di Balai Kartini.
Try pun heran dengan aksi simpatisan PKI beberapa waktu terakhir. Menurut dia, ada usaha memberi angin kepada PKI untuk kembali lagi dengan adanya Simposium Nasional Tragedi 1965. ”Simposium Nasional terkesan memberi angin untuk PKI," ucap Try.
Simposium ini akan diselenggarakan selama dua hari. Pada hari pertama, rencananya, Simposium membahas aspek ideologis PKI dengan judul “Partai Komunis Indonesia dari Aspek Ideologi”. Pembicara yang akan hadir adalah Letjen (Purn) Sayidiman Soerjohadipuro, Habieb Riziek, dan Sri Edi Warsono.
Selain itu, dari Aspek kesejarahan, akan ada tema besar “Partai Komunis Indonesia dalam Aspek Sejarah”. Beberapa pembicara yang akan mengisi sesi tersebut adalah Letjen (Purn) Sintong Panjaitan, Ahmad Mansyur Suryanegara, dan Aminuddin Kasdi.
Dalam acara itu, hadir perwakilan berbagai organisasi masyarakat, di antaranya Gerakan Bela Negara PMKRI, PP Polisi, Pemuda Pancasila, Gerakan Pemuda Ansor, Forum Umat Islam, dan Dapur Dai Nusantara. Dalam Simposium, Try memberi beberapa buku Gerakan 30 September Pemberontakan Partai Komunis Indonesia: Latar Belakang, Aksi, dan Penumpasannya. “Buku ini memuat cukup lengkap," tutur Try.
ARKHELAUS W.
0 komentar:
Posting Komentar