Rabu, 01 Juni 2016 | 20:20 WIB
TEMPO/Seto Wardhana
"Saya minta Menhan memfasilitasi untuk duduk bersama dengan Agus Wdjojo lalu kami dialog. Saya harapkan ada satu rekomendasi dari dua simposium itu," kata Kiki di sela-sela simposium bertema "Mengamankan Pancasila dari Ancaman Kebangkitan PKI dan Ideologi Lain" di Balai Kartini, Jakarta, Rabu 1 Juni 2016.
Menurut Kiki, apabila kubu Agus Widjojo berpegang pada Pancasila dan mengedepankan kepentingan umum, harusnya ada dialog. Namun, kata Kiki, kubu Agus hanya akan menyerahkan hasil rekomendasi simposiumnya sendiri kepada pemerintah. "Kami ingin duduk bersama untuk satu rekomendasi," ujar Kiki.
Kiki menambahkan, kebijakan pemerintah dalam melihat pro dan kontra terhadap komunisme harus fair dengan melibatkan kedua kubu yang sama-sama menggelar simposium. "Kami harap jangan hanya menyerahkan dan pemerintah kemudian disuruh meramu. Kalau tidak cocok lalu jalan sendiri-sendiri lagi, akhirnya tidak rekonsiliasi dong," kata Kiki, yang pernah menjadi Wakil Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu.
Agus Widjojo, kini menjabat Gubernur Lemhanas, menyerahkan hasil rekomendasi kedua simposium tersebut kepada pemerintah. Apabila terjadi saling sanggah pendapat dan rekomendasi, menurut purnawirawan TNI bintang tiga ini, itu adalah hal yang wajar. "Ini akan memperkaya khasanah pemerintah," kata Agus.
Simposium Nasional bertajuk Mengamankan Pancasila dari Bahaya PKI dan Ideologi Lain berlangsung 1-2 Juni 2016. Mantan Wakil Presiden Try Sutrisno secara resmi membuka Simposium yang dihadiri sekitar 49 organisasi itu dan disebut-sebut sebagai tandingan dari Simposium Tragedi 1965 di Hotel Arya Duta, Jakarta, April lalu.
Dala pidatonya, Try Sutrisno menyampaikan rencana peluncuran buku yang membahas kronologi Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) yang selama ini disalahartikan sebagai surat kudeta oleh Presiden RI ke-2 Soeharto kepada Presiden RI ke-1 Soekarno.
"Buku kronologi Supersemar penting dibaca. Karena sekarang ada pembalikan opini. Dia (Soeharto) sangat loyal dan menghargai Pak Karno. Jangan dikira Pak Harto bertindak macam-macam pada Pak Karno," kata Try Sutrisno.
Wakil Presiden pada 1993-1998 itu mengaku mengetahui pidato Soekarno yang memberikan penilaiannya terhadap Soeharto terkait peristiwa tersebut. "Waktu iyu Pak Karno bilang seperti ini, 'Jenderal Soeharto telah melakukan tugasnya dengan baik dan saya bangga dengan hal yang dilakukan itu'," kata Try Sutrisno memaparkan salah satu isi pidato tersebut.
ARKHELAUS W | ANTARA
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/06/01/078775957/kiki-syahnakri-tantang-debat-agus-widjojo-soal-pki
0 komentar:
Posting Komentar