3 Oktober 2015
50 tahun pasca G30S memberikan tanda tanya besar bagi bangsa Indonesia, peristiwa kelam yang menjadi peristiwa terburuk sepanjang perjalanan bangsa Indonesia dan menjadi luka yang sangat mendalam bagi kita semua.
Peristiwa yang berlangsung begitu cepat dan tidak dapat diprediksi siapa dalang sesungguhnya dibalik peristiwa ini, dan menimbulkan saling kecurigaan antar sesama bangsa Indonesia.
Peristiwa yang bukan sekedar pembantaian terhadap jenderal-jenderal TNI AD, namun jutaan korban nyawa yang melayang akibat dari kecurigaan ini.
Seperti yang kita ketahui, peristiwa ini menjadi momok yang begitu menakutkan, menimbulkan rasa saling curiga dan tidak percaya antar rakyat dengan rakyat lainnya.
Berangkat dari kegelisahan tersebut, suatu forum diskusi yang bernama Ciputat Studies, mengadakan sebuah diskusi yang bertajuk tentang “Membaca Kegamangan Sejarah G30S”.
Diskusi yang berlangsung hangat ini membahas bagaimana sejarah G30S ini dari berbagai macam perspektif yang ada, dan dilatarbelakangi oleh sebuah pertarungan ideologi yang begitu kuat pada zaman pemerintahan Soekarno, terdapat 3 basis kekuatan massa yakni TNI, PKI, dan golongan agamawan yang bukan hanya kuat di tingkatan grassroot. namun juga dalam pertarungan elitnya pun saling berebut perhatian dari Presiden Soekarno.
Ketika Soekarno menggunakan istilah kabinet 4 kaki, yang masing masing struktur kabinetnya mewakili kelompok kelompok tersebut, namun di sisi lain terjadinya gesekan yang kuat antara kelompok kelompok tersebut. Antara TNI dengan PKI yang secara ideologi pun tidak ketemu, dan golongan agamawan dengan PKI pun sering terjadinya gesekan di tingkatan grassroot.
Percikan percikan kecil inilah yang kelak menjadi bom waktu bernama G30S, dimana peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ketidaksukaan terhadap jenderal jenderal yang berada di lingkaran Soekarno, karena menganggap suatu saat nanti jenderal ini akan mengkudeta Pemerintahan Soekarno, menurut perspektif dari PKI itu sendiri dan ingin menyelamatkan pemerintahan Soekarno.
Namun di sisi lain juga ada yang beranggapan bahwa peristiwa ini gesekan dari internal TNI AD sendiri, terjadinya kecemburuan sosial antar sesama Jenderal.
Beberapa saat pasca peristiwa ini pun yang menjadi puncak kegelisahannya, ketika semua orang saling curiga, dan sama sama mencari aman agar tidak dituduh terlibat dalam peristiwa ini. Tak ayal menimbulkan banyak korban, karena terjadinya disintegrasi bangsa pada saat itu.
Namun hampir sudah 50 tahun peristiwa ini, memberikan catatan tersendiri bahwa, peristiwa itu tidak akan terulang kembali. Saatnya menata peradaban Indonesia, dengan menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
http://jakartagreater.com/membaca-kembali-kegamangan-sejarah-g30s/
0 komentar:
Posting Komentar