| Rabu, 18/10/2017 19:57 WIB
Sumber: CNN Indonesia
WeBlog Dokumentatif Terkait Genosida 1965-66 Indonesia
Joko Panji Sasongko | Rabu, 18/10/2017 19:57 WIB
"Saya yang akan temui Menhannya nanti. Saya akan ketemu Menhan Amerika tanggal 25 (Oktober)," ujar Ryamizard di Gedung DPR, Jakarta, Rabu (17/10).Ryamizard mengaku tidak mengetahui isi dokumen itu secara detail. Mantan Kepala Staf TNI Angkatan Darat itu berdalih usianya masih kecil saat peristiwa tersebut terjadi. Dia juga tak mengerti mengapa dokumen yang disebut rahasia itu berada di tangan pemerintah AS.
"Enggak tahu, saya masih kecil dulu. Besok di Filipina saya ketemu dengan dia (Menhan AS). Saya akan tanya ini. Ini kan dia enggak tahu, mungkin masih kecil juga dia," ujarnya.Ryamizard yakin publikasi dokumen itu tidak akan memperkeruh situasi politik di Indonesia, khususnya dalam menanggapi Tragedi 1965.
"Tidak (memperkeruh), saya bilang. Tergantung kita mau memperkeruh atau tidak. Kalau kita tidak mau, ya enggak maulah, enggak usah. Kadang-kadang kita sendiri sering buat-buat," ujarnya.Sementara, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo menyatakan akan segera membaca dokumen rahasia yang telah dipublikasikan itu. Saat ini dia enggan berkomentar mengenai dokumen yang menyebut TNI AD berupaya menggulingkan Sukarno dan menghancurkan PKI.
"Nanti saya baca dulu. Saya belum baca. Belum tahu, belum baca masa suruh komentar," ujar Gatot di Gedung DPR, Jakarta.
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo akan segera membaca dokumen rahasia AS yang menyinggung TNI AD itu. (CNN Indonesia/Christie Stefanie)
|
"Belum tahu, saya tanya sama Badan Intelijen Negara," ujar Gatot.Jenderal dari kesatuan TNI AD ini enggan berkomentar terkait dampak yang akan ditimbulkan setelah dokumen itu dipublikasi.
"Saya belum baca mau komentar bagaimana. Jangan-jangan dia bilang baik-baik atau jelek-jelek kan kita belum tahu," ujar Gatot.
0 komentar:
Posting Komentar