Kamis, 01 Oktober 2015

G30S, Omar Dani: Harto Tak Mau ke Bung Karno, Itu Tak Aneh

Kamis, 01 Oktober 2015 | 19:37 WIB 

Omar Dhani. tni-au.mil.id 
 
Para jenderal dikorbankan oleh siapa?
 
Dua orang. Soeharto dan Nasution. Itu sudah ada rekayasa. Kok tahu-tahu muncul istilah G-30S/PKI. Sejak kapan kok terus PKI disangkutkan? Buktinya apa? Heru Atmodjo, Soejono, nggak pernah menandatangani pernyataan Dewan Revolusi. Ketika Letkol Untung jadi saksi dalam persidangan Soepardjo, hakim menanyakan siapa yang memimpin aksi G-30S, Untung langsung menyahut: saya. Keanehan yang lain soal pengumuman Dewan Revolusi 1 Oktober, bahwa pangkat di atas Letnan Kolonel harus dicopot menjadi Letkol. Brigjen Soepardjo, waktu 1 Oktober 1965 pergi ke Halim menghadap BK, memakai pangkat Brigjen.

Dalam buku Soebandrio yang tidak jadi beredar, ada soal trio Soeharto-Ali Moertopo-Yoga Soegama yang disebut Dokumen Gilchrist sebagai our local army friends. Bagaimana pendapat Anda?

 
Bahwa G-30-S itu suatu rekayasa, memang begitulah. Menurut saya CIA itu sangat terlibat, dan Harto adalah tangan yang dipakai. G-30 S itu bikinan Harto.

Indikasinya apa saja?

 
Pada waktu itu, nggak ada jenderal di Indonesia yang bisa membuat suatu operasi intelejen yang begitu canggih seperti G-30-S yang sampai sekarang belum ada titik terangnya. Yani itu termasuk yang dikorbankan, seperti para jenderal itu.

 
Kalau melihat ambisi Soeharto, apakah (saat itu) tidak ada upaya-upaya untuk menghentikannya? Dari mana pun.
 
Dari AU tidak bisa, karena berlainan angkatan.
Kalau dari AD sendiri?
 
Kelihatannya pengaruh Harto itu besar sekali. Entah karena uang atau kekuasaan.

TIM TEMPO
 
https://m.tempo.co/read/news/2015/10/01/078705593/g30s-omar-dani-harto-tak-mau-ke-bung-karno-itu-tak-aneh/2

0 komentar:

Posting Komentar