Rabu, 20 April 2016 | 21:55 WIB
Menteri Koordinator
Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut B Panjaitan memberikan keterangan
kepada wartawan dalam kunjungannya ke Graha Kepulauan Riau, Batam, Kamis
(18/2/2016).
JAKARTA, KOMPAS.com -
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar
Panjaitan mengaku tidak suka dengan proses Pengadilan Rakyat 1965 di Den
Haag, Belanda, beberapa tahun silam.
"Bangsa ini jangan diadili oleh bangsa asing. Saya tidak suka itu kalau pengadilan di Den Haag," kata Luhut, saat memberi kuliah umum di Depok, Rabu (20/4/2016).
Menurut Luhut, Pengadilan Rakyat atau People's Tribunal di Den Haag tidak perlu dilakukan.
Menurut dia, upaya mencari fakta yang terjadi pasca-Gerakan 30 September 1965 dan kekerasan yang terjadi setelahnya, dapat dilakukan di dalam negeri.
"Selesaikan di dalam. Kalau mau diadili, ya diadili tapi harus ada bukti," ucap Luhut.
Mengenai tragedi 1965, saat ini ada dua jalur penyelesaian yang dapat dilakukan. Jalur itu adalah yudisial dan non-yudisial.
Luhut mengaku tidak keberatan jika pemerintah melakukan penyelesaian melalui jalur yudisial. Namun, itu perlu didukung sejumlah alat bukti untuk diuji di pengadilan.
"Silakan saja kalau ada," ujarnya.
"Bangsa ini jangan diadili oleh bangsa asing. Saya tidak suka itu kalau pengadilan di Den Haag," kata Luhut, saat memberi kuliah umum di Depok, Rabu (20/4/2016).
Menurut Luhut, Pengadilan Rakyat atau People's Tribunal di Den Haag tidak perlu dilakukan.
Menurut dia, upaya mencari fakta yang terjadi pasca-Gerakan 30 September 1965 dan kekerasan yang terjadi setelahnya, dapat dilakukan di dalam negeri.
"Selesaikan di dalam. Kalau mau diadili, ya diadili tapi harus ada bukti," ucap Luhut.
Mengenai tragedi 1965, saat ini ada dua jalur penyelesaian yang dapat dilakukan. Jalur itu adalah yudisial dan non-yudisial.
Luhut mengaku tidak keberatan jika pemerintah melakukan penyelesaian melalui jalur yudisial. Namun, itu perlu didukung sejumlah alat bukti untuk diuji di pengadilan.
"Silakan saja kalau ada," ujarnya.
Penulis | : Lutfy Mairizal Putra |
Editor | : Bayu Galih |
http://nasional.kompas.com/read/2016/04/20/21550301/Soal.Tragedi.1965.Luhut.Tak.Suka.Indonesia.Diadili.di.Negara.Lain?utm_source=RD&utm_medium=box&utm_campaign=Kaitrd
0 komentar:
Posting Komentar