Adhi Wicaksono, CNN
Indonesia | Kamis, 21/04/2016 17:12 WIB
Buru, CNN Indonesia -- Sisa-sisa lokasi pengasingan
tahanan politik masih bisa ditemui di Pulau Buru. Di sana juga ada
beberapa bekas orang buangan yang memilih menetap.
Bendera berwana merah berkibar di area
ladang Pulau Buru. Pada jaman pengasingan, simbol yang
berkaitan dengan komunis sangat terlarang. (CNN Indonesia/Adhi
Wicaksono)
Foto: CNN Indonesia/Adhi Wicaksono
Gatot Parsono mantan tapol yang memilih
bertahan di Desa Savana Jaya, Pulau Buru. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Gatot Parsono menunjukan surat keterangan
bebas. Ia dibebaskan pada tahun 1979 namun memilih menetap di Pulau Buru. (CNN
Indonesia/Adhi Wicaksono)
Gatot Parsono menunjukan jembatan Gogorea salah satu pekerjaan konstruksi yang dibuat oleh dirinya, Desa Gogorea, Kecamatan Waeapo, Pulau Buru, (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Gedung kesenian di Desa Savana Jaya,
Pulau Buru. Bangunan ini telah mengalami sejumlah renovasi, sehingga bentuknya
telah banyak berubah dari bangunan asli. CNN Indonesia/Adhi Wicaksono.
Lokasi bekas bangunan Markas Komando (Mako)
Instalasi Rehabilitasi Pulau Buru. Dulu di tempat ini sastrawan Pramoedya
Ananta Toer menulis karyanya. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Rusman mantan tapol dari Unit III yang
memilih bertahan di Pulau Buru. Saat ini memilih berkebun dan berternak. (CNN
Indonesia/Adhi Wicaksono)
Lemari kayu satu-satunya barang peninggalan
Rusman semasa menjadi tahanan politik di Pulau Buru. (CNN Indonesia/Adhi
Wicaksono)
Rusman bersama hewan-hewan ternaknya di
Pulau Buru. Ia adalah salah satu tahanan politik yang memilih untuk tidak
pulang ke daerah asal meski sudah dibebaskan. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono))
Patung Pembantu Letnan Dua Panita Umar,
tentara yang tewas saat berkelahi dengan tapol di Pulau Buru pada tahun 1972.
(CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Di lahan padang ilalang ini dulu berdiri
barak-barak tahanan Unit III Intalasi dan Rehabilitasi Pulau Buru. Di
barak itu dulu para tapol menghabiskan hari-harinya. (CNN Indonesia/Adhi
Wicaksono)
Yadiono mantan tapol yang kini menjadi guru
honorer di SMA Negeri 3 Waeapo, Pulau Buru. Meski sudah sepuh, Yadiono masih
semangat mengajar anak-anak Buru seni musik. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Yadiono menunjukan biola pemberian cucu
sastrawan Pramoedya Ananta Toer dirumahnya, Desa Savana Jaya, Pulau
Buru. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Inilah saat Yadiono memberi pelajaran seni
musik pada siswa SMA Negeri 3 Waeapo, Pulau Buru. Bekas tahanan politik itu
dipercaya menjadi guru honorer. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Makam tapol unit III tertutup
rimbun ilalang di bawah hutan jati di Pulau Buru. Makam sengaja dibuat
tapol untuk rekan mereka yang sudah wafat agar bisa dikunjungi kemudian
hari. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Pemandangan sore hari di kawasan Desa
Tatanggo, Pulau Buru. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
0 komentar:
Posting Komentar