Senin, 18 September 2017

Pengepungan YLBHI, Polisi Diminta Tangkap Penyebar Hoaks

IHSANUDDIN
Kompas.com - 18/09/2017, 13:39 WIB

Situasi di sekitar kantor YLBHI pasca-bentrokan, Senin (18/9/2017).(KOMPAS.com/Kristian Erdianto)

JAKARTA, KOMPAS.com - Sekretaris Umum Persekutuan Gereja Indonesia (PGI) Pdt Gomar Gultom mengungkapkan keprihatinan mendalam atas mobilisasi massa untuk menggeruduk Kantor Yayasan Lembaga Bantuan Hukum Indonesia di Jalan Diponegoro, Jakarta pada Minggu (17/9/2017) malam hingga Senin (18/9/2017) pagi.

Gomar meminta negara agar tidak takluk oleh ancaman massa dan harus mengusut tuntas para pelaku penyerbuan tersebut.

"Termasuk provokator yang menyebarkan informasi menyesatkan melalui medsos (media sosial)," kata Gomar dalam keterangan tertulisnya, Senin (18/9/2017).

Gomar mengimbau masyarakat untuk lebih dewasa dan cerdas dalam menghadapi berbagai masalah yang ada di masyarakat dan tidak mudah terhasut oleh informasi yang menyesatkan di medsos.

Tindakan main hakim sendiri akan mengacaukan peradaban dan oleh karenanya haruslah dihindari demi pencapaian masyarakat dan bangsa bermartabat.

"Saya juga mengimbau para elite dan kelompok-kelompok kepentingan untuk tidak bermain-main dengan menghalalkan segala cara demi kepentingan atau ambisinya," kata Gomar.

"Cara-cara pembenturan kelompok di tengah masyarakat pada gilirannya hanya akan memecah kita sebagai bangsa," ujar dia. 

Terkait dugaan pelanggaran berat HAM masa lampau, menurut Gomar, dibutuhkan percakapan dalam suasana teduh, yang memberi kesempatan kepada semua pihak untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya, tanpa ada yang merasa terancam atau tertekan.

Upaya rekonsiliasi nasional menjadi kebutuhan mendesak saat ini. Adapun rekonsiliasi sejati adalah dengan pengungkapan fakta sejarah secara obyektif yang diikuti dengan pengakuan dan pemulihan.

"Peradaban yang mengedepankan pengerahan massa, kerasnya suara dan kekuatan otot tidak akan pernah menyelesaikan masalah, selain hanya akan melahirkan masalah baru," kata Gomar.

Aksi massa di depan YLBHI yang berlangsung pada Minggu (18/9/2017) hingga Senin dini hari berlangsung ricuh. Massa memprotes YLBHI dan menuding lembaga tersebut menggelar acara terkait Partai Komunis Indonesia.

Sehari sebelumnya, YLBHI memang sempat mengadakan seminar bertajuk "Pengungkapan Kebenaran Sejarah 1965/1966". Namun, acara tersebut dibubarkan oleh polisi karena dinilai tak berizin.

YLBHI menyatakan bahwa isu lembaga tersebut menggelar acara terkait Partai Komunis Indonesia (PKI) adalah hoaks. Hal ini disampaikan YLBHI melalui rilis pers yang diterima Kompas.com, Senin dini hari.

"Jelas hoaks atau berita-berita bohong telah disiarkan, propaganda tuduhan yang mengada-ada telah diviralkan," demikian pernyataan YLBHI.

"Instruksi-instruksi untuk menyerang LBH dilakukan secara sistematis dan meluas bahwa (diskusi) ini acara PKI, menyanyikan lagu 'Genjer-genjer' dan lain-lain, padahal sama sekali tidak ada," lanjut keterangan tersebut.

PenulisIhsanuddin
EditorBayu Galih
Sumber: Kompas.Com 

0 komentar:

Posting Komentar