Rabu, 20 April 2016 | 05:09 WIB
Ketua Panitia Pengarah
Simposium Nasional, Letjen TNI (Purn) Agus Widjojo dalam Simposium
Nasional Membedah Tragedi 1965 di Hotel Aryaduta, Jakarta, 18 April
2016. TEMPO/Aditia Noviansyah
"Semoga simposium berikutnya bisa berlangsung di daerah juga," ujar Sidarto membacakan rekomendasinya saat menutup Simposium, Selasa malam, 19 April 2016.
Sebagaimana diketahui, hari kedua simposium hari ini membahas rekomendasi yang akan diberikan kepada pemerintah. Sejumlah pembicara menyampaikan rekomendasinya. Ada yang serupa, ada yang tidak. Sidarto menjadi salah satu pihak yang menyampaikan rekomendasi.
Rekomendasi-rekomendasi yang disampaikan hari ini akan dirumuskan menjadi satu. Masa perumusan kurang lebih 3 hari. Setelah jadi, rekomendasi resmi akan diserahkan kepada Presiden Joko Widodo melalui Menteri Koordinator, Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Pandjaitan.
Sidarto mengaku akan berupaya agar simposium bisa berlaku di daerah. Lagipula, menurut dia, para korban tragedi 1965 berhak melakukan simposium tersebut dan menerima perlindungan dari pemerintah.
"Saya anggap menyelenggarakan simposium itu sebagai hutang. Sebab, berbagai upaya untuk menghadirkan dasar hukum atas rekonsiliasi selalu mentok selama ini," ujar Sidarto.
Adapun tanggapannya terhadap simposium yang berlangsung dalam 2 hari terakhir, Sidarto menilai bagus. Sebab, ditemukan benang merah dari keterangan berbagai pihak yang bersilang-silangan. "Hal itu selanjutnya bisa kita telusuri bersama. Ini sebuah momentum," ucapnya.
ISTMAN MP
https://nasional.tempo.co/read/news/2016/04/20/078764138/simposium-65-perlu-ada-acara-serupa-di-daerah
0 komentar:
Posting Komentar