2 Juni 2016
Seorang jurnalis laman berita Rappler
mengaku mendapat intimidasi dari sekelompok orang beratribut kelompok
Front Pembela Islam dan Bela Negara saat meliput acara simposium
nasional bertajuk 'Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI
& Ideologi Lain' di Balai Kartini, Jakarta, Kamis (02/06).
“Saya sedang mewawancarai perwakilan dari Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia yang mendatangi Balai Kartini karena keberatan logo mereka dicatut panitia simposium. Tiba-tiba salah satu orang FPI mengenaliku. ‘Kamu yang namanya Febriana ya? Tulisan kamu ngawur!’,” kata Febriana merujuk artikel reportasenya tentang hari pertama penggelaran simposium pada Rabu (01/06) di laman Rappler.
“Dia berkata, ‘Anda itu sudah difoto dan sudah direkam. Kalau berita ini sampai keluar, Anda bisa ditangkap’,” ujar Febriana, menirukan ucapan pria tersebut.
Di tengah kerumunan orang, salah satu pria meminta wartawan yang juga aktif menjadi produser media komunitas ‘Ingat 65’ itu untuk meninggalkan Balai Kartini.
Pencatutan
Secara terpisah, Presidium Pendidikan dan Kaderisasi PP PMKRI, Juventus Prima Yoris Kago, mengatakan Simposium Nasional 'Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI & Ideologi Lain' menggunakan logo PMKRI pada spanduk tanpa ijin.Panitia, kata Juventus, mengklaim telah mengonfirmasi pemakaian. “Tapi belum ada konfirmasi itu.”
“Kami meminta klarifikasi dan kami meminta pencopotan logo kami yang dicatut. Tapi, saat kami meminta hal itu, kami malah dibilang komunis oleh beberapa orang di acara tersebut. Kami jadi mempertanyakan, arah simposium ini,” ujar Juventus kepada BBC Indonesia.
Simposium Nasional bertajuk 'Mengamankan Pancasila Dari Ancaman Kebangkitan PKI & Ideologi Lain' berlangsung pada Rabu (01/06) dan Kamis (02/06).
Sejumlah pembicara dan tamu yang hadir antara lain pemimpin Front Pembela Islam, FPI, Rizieq Shihab, politisi Abraham Lunggana atau Haji Lulung, mantan Wapres Try Sutrisno, serta mantan pengurus MUI Cholil Ridwan.
Ketua panitia pengarah Letjen TNI (Purn) Kiki Syahnakri, dalam pidato pembukaan, mengatakan simposium ini digelar 'untuk mengamankan Pancasila.'
Dia mengklaim acaranya didukung 49 ormas agama dan pemuda. Beberapa lambang organisasi yang muncul dalam spanduk pendukung termasuk Pemuda Pancasila, HMI, Forum Umat Islam, Ansor, NU, MUI, FKPPI, dan Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia.
Kiki mengatakan simposium ini "bertujuan menyatukan komponen bangsa untuk mencegah berbagai upaya membangkitkan PKI".
http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2016/06/160601_indonesia_simposium_rappler_diusir
0 komentar:
Posting Komentar